Kelabang yang muncul di dalam rumah berhasil di singkirkan

Bulan September 2020, banjir masih melanda kota Sintang, dan air banjir masih menggenangi bawah rumah kami yang berbentu rumah panggung. 

Kemarin malam (24 September 2020), sekitar pukul 22.30 Wib, saya pulang kerumah. Istri dan anak-anakku biasanya telah tertidur. Setelah mengunci motor dan menutupnya dengan seng bekas supaya tidak kehujanan, saya buka buka pintu depan dan masuk ke rumah. 

Masih menggendong tas, saya nyalakan lampu-lampu didalam ruamh, pertama lampu ruang tamu, lalu ... , saya tekan tombol saklar lampu dapur. Saat lampu dapur menyala dan saya bergerak mau minum air putih, sekelebat saya melihat ada biantang menjalar bergerak dengan cepat di lantai rumah kami (lantai papan).

Sontak saya segera melompat ketakutan dan sadar bahwa itu adalah seekor kelabang (lipan) yang cukup besar, panjangnya lebih dari sejengkal orang dewasa. 

Ia bergerak ke arah kaki saya. Saya melompat mundur dan terpikir untuk memukulnya dengan tangan kanan saya. Tapi saya tidak memiliki keberanian untuk melancarkan pukulan keatas kelabang itu.


Karenanya, saya meraih apa aja di dekat saya untuk memukul kelabang itu. Dan saya berhasil meraih tutup panci, dan langsung saya pukulkan ke kelabang tersebut. Tapi ...bless... salah ... kelabang itu bergerak sangat cepat bersembunyi di bawah meja yang sulit untuk di kejar. 

Berhubung dirumah saya ada barang pecah belah dan plastik, saya sulit bagi saya untuk mengejarnya dan memukulnya.



 

Saya segera melepaskan tas punggung dan pakaian, dan langsung mencari kayu sepanjang sekitar 1,5 meter serta saya segera ambil senter kepala dan parang tebas yang lumayan tajam. 

Kemudian saya mulai menggeser berbagai barang untuk memberi keleluasaan bagi saya dalam mengejar kelabang yang bersembunyi dibawah lemari. Tong air minum, kompor yang tidak dipakai, capan dan lain sebagainya saya geser.

Kemudian, dengan berlutut saya mengintip ke bawah lemari, dan saya gunakan kayu untuk membuat kelabang bergerak. Saya berhasil melihat ekornya... ia bergerak keluar saat ujung kayu mengacaukannya, tapi saya tidak berhasil memantapnya dengan parang, karena ia bergerak masuk kembali ke bawah lemari yang sulit di jangkau dan saya tidak tahu posisi pastinya kelabang tersebut.

Kemudian saya tunggu dalam diam, dan tak disangka ia bergerak keluar.... dan parang saya segera mengejarnya, tapi ia kembali masuk kebawah lemari. yang saya kuatirkan adalah, kalau ia tidak saya singkirkan malam itu juga, bisa berbahaya bagi anggota keluarga dirumah, terutama anak-aanak. 

Jadi walaupun hari sudah larut malam dan saya sangat mengantuk, saya tetap sabar dan diam mengintai ia kembali keluar dari bawah lemari. Sampai jam 03.00 Wib (Subuh) .... saya pun sudah tidak tahan menahan kantuk yang menyerang. Parang tajam saya saya letakkan di dekat tiang rumah diarea cucian piring, karena saya pikir... kalau ada apa-apa ... mudah untuk meraih parang tersebut.

Akhirnya . . . saya putuskan untuk tidur, sebelumnya bawah pintu kamar saya kasi penghalang kain, supaya kelabang tidak masuk ke kamar melalui celah dibawah pintu. Saya menyesal saat ada kesempatan, tidak berani untuk memukul kelabang itu dengan tangan.

Diatas kasur, saya pehatikan wajah istri dan kedua putra saya yang telah tertidur. Rasanya saya ingin berjaga semalaman karena kuatir. Tapi saya juga ndak mungkin berjaga terus, karena siangnya pasti sulit konsentrasi dalam bekerja. Oleh karena itu, saya serahkan rasa kuatir ini kepada Bapa Sorgawi. Saya telah habis akal. Saya putuskan untuk berbicara dengan Bapa Sorgawi, berdoa kepada Pencipta Alam Semesta.

Ya Bapa di Sorga, lindungilah kami sekeluarga dari binatang buas dan berbisa. Bapa, ada lipan masuk rumah... Ya Bapa, tolonglah supaya ia dapat menemukan jalan keluar atau ia dapat kusingkirkan. Inilah permintaanku ... dalam nama TUHAN YESUS ... Amin.

Keeseokan harinya, kekuatiran saya tetap ada. Kami berkativitas seperti biasa. Anak-anak berlarian kesana kemari di lantai rumah, sedangkan banjir masih menggenang dibawah kolong rumah kami. 

Tampai air banjir di belakang rumah ... hampir mancapai lantai rumah

Banjir telah sampai ke kolong rumah, rawan biantang melata naik ke lantai

 

Saya berfikir, apakah kelabang itu sudah menemukan jalan keluar rumah melalui sela lantai atau belum. Bingung bercampur kuatir ... Saya buka situs-situs web... pertolongan jika terkena gigitan kelabang ...

Waktu berlalu, siang pun berganti petang. Saat malam kembali tiba, saat petir menyambar dan hujan deras diluar rumah,  sekitar jam 11.30 Malam, saya sudah hendak istrirahat tidur malam. Sebelumnya, saat saya matikan lampu WC  dan hanya memakai senter di kepala, saya melihat ada yang "bergerak" - "merayap" perlahan sekitar 25 cm didekat parang saya, ... parang yang saya letakkkan didekat area cucian piring.


 

Dan ... binatang itu adalah .... "kelabang itu"... kelabang itu bergerak agak lambat, tidak seperti malam kemarin.

Tak membuang waktu ... saya segera meraih parang tersebut dan saya ayunkan ke arah tubuh kelabang dan membuat tubuhnya putus menjadi 2 bagian. Kelabang masih sempat meronta, tapi parang saya kembali mengayun dan mengenainya. Saya cacah berkali-kali untuk memastikan kelabang tersebut telah mati.

Kemudian saya berkata : PUJI TUHAN ... ini adalah pertolongan TUHAN ...

Karena sukacita yang meluap, saya panggil istri saya yang sedang tertidur dan memperlihatkan kepadanya kelabang yang telah mati tersebut. Ia pun manggut-manggut ikut gembira.


Setelah itu, dengan menggunakan ujung parang, kelabang itu saya lembarkan ke sungai di belakang rumah.

Saya sangat bersyukur kepada TUHAN, karena pertolonganNya lah saya berhasil menyingkirkan kelabang dari rumah saya. 

Dan... kalau saya pikir... kelabang itu muncul di dekat parang saya dan bergerang tidak begitu gesit, sehingga memudahkan saya untuk memaranginya. 

Saya percaya, bahwa segala perkara ini telah diatur oleh Bapa di Sorga, untuk kebaikan anak-anakNya yang berseru kepadanya minta tolong.

Demikian pengalaman saya, rasanya lega bebas dari kekuatiran. Bagaimana dengan anda? apakah ada pengalaman menegangkan berkenaan dengan binatang berbisa? Silakan cerita yach ... ☺

Pengalaman pribadi -- partisimon.blogspot.com

0 komentar